Beranda | Artikel
Ahlussunnah wal Jamaah Menyeru Manusia Kepada Kalimat Tauhid Bagian 2 - Kitab Al-Ishbah
Kamis, 5 April 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Ahlussunnah wal Jamaah Menyeru Manusia Kepada Kalimat Tauhid Bagian 2 yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab “Al-Ishbah fi Bayani Manhajis Salaf fi Tarbiyah wal Ishlah” karya Syaikh Abdullah bin Shalih Al-‘Ubailan hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada 20 Jumadil akhir 1439 H / 08 Maret 2018 M.

Download juga kajian sebelumnya: Ahlussunnah wal Jamaah Menyeru Manusia Kepada Kalimat Tauhid – Kitab Al-Ishbah

Kajian Islam Tentang Ahlussunnah wal Jamaah Menyeru Manusia Kepada Kalimat Tauhid Bagian 2 – Kitab Al-Ishbah

Diantara dalil yang telah dibacakan pada kajian sebelumnya adalah dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

…وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾

“...Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah[2]: 155-157)

Didalam kitab ini disebutkan bahwa kalimat ini merupakan obat yang paling manjur bagi orang yang tertimpa musibah. Yang paling bermanfaat untuknya apabila betul-betul memahami kalimat yang besar ini. “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. Kalimat yang besar ini mengandung dua pokok yang sangat agung. Yang apabila seorang hamba memahami dengan betul-betul tentang makna yang terkandung dalam kalimat ini, pasti dia akan terhibur dari musibahnya.

Salah satunya adalah bahwa seorang hamba harus yakin bahwa dirinya, keluarganya, hartanya, pada hakikatnya ini semua adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. Dan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kepadanya hanya sebagai pinjaman. Sebagaimana seseorang yang meminjamkan sesuatu kepada orang lain. Orang yang dipinjamkan tersebut tidak boleh menolak ketika orang yang meminjamkannya mengambilnya. Begitu juga halnya ketika ada musibah yang menimpa seorang hamba, apakah menimpa pada keluarganya, ditinggal meninggal anaknya, ibunya, suaminya, istrinya, atau hartanya hilang, maka harus sangat menyakini bahwa itu semua adalah titipan dari Allah subahanahu wa ta’ala. Cepat atau lambat Allah akan mengambil titipan ini. Ini makna dari kalimat Inna lillaah (sesungguhnya kita milik Allah). 

Kemudian yang kedua, wa innaa ilaihi raaji’uun (dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kita akan kembali). Ini adalah pokok besar yang kedua. Bahwa tempat kembali hamba itu hanya kepada Allah. Dan dia akan meninggalkan dunianya. Dia akan datang kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana Allah ciptakan pertama kali dulu. Tanpa harta, tanpa keluarga, tanpa apapun. Tetapi dia akan mendatangi Allah sendiri dengan membawa amalan yang telah dia lakukan. Apakah itu amalan kebaikan ataukah amalan keburukan.

Oleh karena itu, kalimat yang besar ini harus betul-betul kita pahami dengan semestinya. Kita milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kita kembali. Mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita lakukan di atas muka bumi ini. Tanpa keluarga, tanpa harta, tanpa teman, tidak ada orang belakang. Siapapun orangnya. Apakah dia pejabat atau rakyat, orang miskin atau orang kaya, apakah dia orang yang banyak teman atau yang sedikit temannya. Apapun warna kulitnya, semua akan kembali hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala sendiri.

Simak Kajian Lengkapnya dan Download MP3 Ceramah Agama Tentang Ahlussunnah wal Jamaah Menyeru Manusia Kepada Kalimat Tauhid Bagian 2 – Kitab Al-Ishbah


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30632-ahlussunnah-wal-jamaah-menyeru-manusia-kepada-kalimat-tauhid-bagian-2-kitab-al-ishbah/